AMERICAN LIBERAL IMPERIALISM
00.40
Bagi orang-orang yang sadar akan realitas perilaku Amerika Serikat dalam
berhubungan dengan negara-negara lain. Perilaku penyadapan yang dianggap,
kurang ajar, oleh banyak kepala negara sebenarnya hanyalah setitik dari
aksi-aksi Amerika Serikat yang secara terang-terangan meremehkan martabat
kemanusiaan. Aksi bengis Amerika Serikat tersebut telah terjadi sejak baru
berdirinya, kemudian Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin dan era
perang melawan teror saat ini.
Carl Boggs, Professor di National
University of Los Angeles, tahun 2009 menerbitkan sebuah buku yang diberi
judul The Crimes of Empire: Rogue State and World Domination. Buku ini
menelanjangi segala pelanggaran-pelanggaran Amerika Serikat terhadap
kemanusiaan dan hukum-hukum internasional. Boggs mengatakan, “ AS saat ini
adalah negara pelanggar hukum yang paling menakutkan di dunia ini. para
pemimpinnya telah berkontribusi terhadap proses merosotnya kondisi dunia
menjadi tanpa hukum (global lawlassness)”.
Diantara
pelanggaran besar yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat adalah tindakan
pembunuhan massal dan pembersihan sebuah etnis tertentu (massacre and ethnic
cleansing). Pelanggaran ini terjadi sejak pertama kali orang-orang eropa
kulit putih hijrah ke benua Amerika kemudian mereka melakukan ekspansi untuk memperbesar wilayah kekuasaan yang
berada di wilayah Amerika Tengah. Jumlah orang Indian yang jumlahnya sekitar 15
juta tinggal berjumlah ratusan ribu saja di awal abad 20 akibat dari
peperangan, pengambil alihan lahan dan sumber daya alam, dominasi kekuasaan dan
hegemoni agama. TIndakan pembasmian sebuah masyarakat juga
terjadi diabad 20 dan 21. Seperti pada pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki
dengan menggunakan senjata nuklir yang memusnahkan sekitar 200.000 pendudukan
dan menghabiskan seluruh yang tersisa.
Kemudian,
antara tahun 1961-1974 di Vietnam, Laos dan Kamboja, Amerika Serikat telah
melakukan tindakan pemusnahan terhadap masyarakat. sekitar 9.000 kampung kecil
yang musnah, 25 juta are daerah pertanian, 12 juta are hutan dan 1,5 juta hewan
ternak yang musnah akibat dari pemborbardiran, pembakaran, buldoser, dan penyembelihan
massal oleh para pasukan Amerika Serikat atas nama perang melawan komunisme. Kemudian Iraq tahun 1990 dan tahun 2003,
Afghanistan, dan Libya tahun 2012. Semua invasi tersebut lebih banyak merugikan
masyarakat sipil dibandingkan dengan slogan-slogan kepentingan kemanusiaan yang
sering diceramahkan para pemimpin Amerika Serikat. Padahal dalam hukum
internasional telah disebutkan. “pembombardiran, dan apapun tujuannya yang diarahkan
kepada pemukiman, perkampungan, kota, dan bangunan yang tidak menjadi benteng
pertahanan adalah terlarang” (Carl Boggs, 2009) .
Tindakan-tindakan
keji terselubung juga banyak dilakukan oleh Amerika Serikat untuk menyingkirkan
lawan-lawan politiknya melalui Central Intelligent Agency, CIA. Tahun 1953 presiden
Mosaddegh Iran dipaksa diturunkan oleh Shah Iran, Reza Pahlevi yang disokong
oleh CIA. Mosaddegh diturunkan karena
menasionalisasi perusahaan minya milik British Petroleum. Inggris bekerjasama
dengan CIA melengserkan Mosaddegh dengan mengangkat Reza Pahlevi serta membayar
demonstran untuk mendukung Shah dan menolak Mosaddegh.
Di
Indonesia, sejak tahun 1945 dan 1965 Soekarno menjadi presiden pertama yang
sangat anti terhadap kepentingan kapitalisme barat di Indonesia. CIA beberapa kali melakukan rekayasa
pembunuhan terhadap Soekarno sampai bahkan membuat film porno yang sebagai
bintangnya mirip Soekarno (thirdworldtravellers.com,24/11/2013). Akhirnya,
Soekarno betul-betul runtuh tahun 1965 melalui kudeta militer yang sangat
didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutu baratnya. Kemudian mengangkat
Soeharto sebagai presiden yang menjaga kepentingan Amerika di Indonesia. setelah
itu menyusul pembunuhan-pembunuhan baik secara terang-terangan ataupun
sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh rezim Soeharto yang didukung penuh oleh
Amerika Serikat. Buku-buku dan
tulisan-tulisan yang mengungkap kekejian Amerika Serikat melalui intelijennya
sudah sangat banyak sekali ditulis.
Dalam
proses pemiskinan mayoritas masyarakat dunia, Amerika Serikat menjadi aktor
yang paling bertanggung jawab karena menjadi pemain utama dalam membentuk
sistem ekonomi dan keuangan global yang menjadikan korporasi global menjadi
penguasa perekonomian dunia. Sumber daya alam yang melimpah milik negara-negara
“berkembang” menjadi santapan lezat para korporat. Dan para korporat tersebut
berlindung di belakang kekuatan politik dan militer Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya. Jika ada yang menolak untuk ikut dalam sistem ekonomi dan
keuangan global tersebut maka, kata John Perkins, para serigala (CIA) akan
membunuh atau melengserkan mereka, kalau tidak berhasil maka cara yang ketiga,
pemerintah yang menolak tersebut akan diinvasi secara militer oleh Amerika dan
sekutunya dengan berbagai alasan (John Perkins,2004).
Menurut
seorang ilmuwan barat, sikap bengis
Amerika Serikat itu disebut sebagai Liberal Imperialism. Bentuk
imperialism gaya baru ini adalah menjadikan
Amerika sebagai penguasa tunggal dalam politik dunia yang bisa dengan
mudahnya melakukan intervensi terhadap negara lain tanpa harus mengikuti
rambu-rambu hukum dan norma internasional.
Fakta-fakta
yang telah tertulis mengenai kekejaman Amerika Serikat sebenarnya cukup untuk
membuat pemerintah di negeri-negeri muslim paham dan segera mengambil sikap
untuk mengambil jarak atau memutus hubungan ideologis dengan Amerika Serikat.
Dan setelah itu membangun sistem ekonomi, industri, militer dan politik yang
tangguh untuk bisa menyaingi dan mengalahkan kekuatan imperialisme Liberal. Selama
negeri-negeri muslim masih menaruh kepercayaan terhadap politik dan ideologi
Amerika Serikat maka sejak itu pula kaum muslim tidak aman dari kejahatan
Amerika. Jadi mau butuh apa lagi…….!!!
0 komentar: